Teks Deskriptive
Angga Prasetyo | 17.59 |
Niagara Falls
Niagara Falls is a famous area of waterfalls. It is one of the most beautiful natural wonders of North America. It is on the Niagara River, about halfway between Lake Erie and Lake Ontario. The Niagara River forms part of the border between Canada and the United States. At Niagara Falls, Ontario, Canada is on one side of the river, and the United States of New York is on the other side.
Niagara Falls really has two
waterfalls. The Horseshoe Falls are in Canada, and the American Falls are in
the United States.
The Niagara River drops into a steep
gorge or canyon, at the falls. Most of the water flows over the Horseshoe
Falls. They are not as high as the American Falls, but they are 2,600 feet
wide–about 0.5 mile The American Falls are about 1,000 feet wide.
Beyond the falls are the Whirlpool
Rapids. There, the powerful swirling water has carved a bowl out of the rock.
At night, coloured lights shine on the thundering falls. About 10 million
people visit Niagara Falls each year.
Seni Karya Bicara Perubahan Kota
Angga Prasetyo | 13.00 |
Seni Karya
Bicara Perubahan Kota
Lima bersaudara Pandawa yang terdiri dari Pudistira, Pima,
Arjuna, Nakula, dan Sadewa tengah asyik bermain dadu. Mereka memainkan
permainan yang sekarang digandrungi bahkan membuat ketagihan banyak orang, main
dadu yang sekarang berarti judi. Pandawa main merupakan sebuah karya wayang
beber yang berisi sindiran atas perilaku manusia.
Selain pandawa main dadu, masih ada wayang beber yang
menceritakan tentang kisah ramayana yang berjudul akhiri cerita ; rebutan
balung, dan memanas. Sederet wayang beber tersebut disuguhkan oleh mahasiswa
seni karya isi solo yang bergabung dalam Krissi dalam pameran seni karya
bertajuk sumringahyang diawali sabtu (15/11) malm.
Tidak seperti biasanya, komunitas krisso tampil di
kampus, namun mereka mencoba srawung ke masyarakat dengan menggelar karya di
megaland lantai dasar, solo, sebuah ruang publik yang masih awam dengan seni
karya.
Wayang beber mmang memiliki dimensi yang berbeda
dibandingkan dengan wayang lainnya. Tidak menggunakan dimensi bayangan seperti
wayang kulit atau dimensi bentuk manusia seperti wayang orang, wayang beber
yang berdimensi gambar inipun seperti
bersuara tentang sepak terjang yang
dilakukan saat ini.
Wayang beber merupakan salah satu media untuk bercerita
karena setiap lembaran –lembarannya memiliki alur cerita. Selain itu wayang
beber lebih mudah dipahami karena ada penggambaran tokohnya,”kata Sigit Pamungkas,anggota
krisso yang juga ketua panitia pameran seni karya tersebut.
Kritik tajam
Tidak hanya beber komunitas krisso pun menyuguhkan
karya-karya mix media dan patung yang juga mencurahkan kritiokan tajam terhadap pergolkan yang
tengah terjadi di Kota Solo.
Meskipun tajuk pameran seni karya tersebut sumringah namun syarat dengan dsindiran dan kritikan tajam serta
bentuk keprihatinan. Aries BM menorehkan keprihatinannya atas mallisasi dan
berdirinya bangunan-bangunan megah
menggeser bangunan cagar budaya lewat karya keramik bertajuk city iron shoes.
Keprihatinannya tersebut diwakilkan lewat sepatu yang overload dan hampir jebol
karena didalamnya berisi bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.
“Itu sperti pembangunan yang
dipaksakan. Saya menggunakan simbol sepatu karena sepatu berarti sebuah
gerakan’ gerakan merealisasi dan sejenisnya,” kata aries saat dijumpai di
sela-sela pameran .
Selain itu juaga karya patung metal bertajuk tradisi yang
terpacul, yang juga sarat dengan sendirian.
Komunitas krisso seperti memboyong seluruh karya mereka
ke ruang publik yang baru. Belasan keris
berbagai bentuk pun ikut di pamerkan,” tutur rektor ISI Solo, Prof. Dr Waridi,
yang didaulat membuka pameran tersebut.
Global Warming
Angga Prasetyo | 12.58 |
|
Pemanasan global (Global
Warming)
Adalah merupakan kejadian
meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Planet bumi
telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun
sejarahnya.
P
|
ada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat, oleh para
ilmuan dianggap disebabkan aktivitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini
adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbon dioksida dan
gas-gas lainnya yang dikenal dengan gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer
semakin kaya akan rumah-rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke Bumi. Rata-rata
temperatur permukaan Bumi sekitar 15 derajat celsisus / 59 derajat fahrenheit.
Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar
0,6 derajat celsius / 1 derajat
fahrenheit. Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4 – 5,8
derajat / 2,5 – 10,4 derajat fahrenheit pada tahun 2100.
Langganan:
Postingan (Atom)