Seni Karya
Bicara Perubahan Kota
Lima bersaudara Pandawa yang terdiri dari Pudistira, Pima,
Arjuna, Nakula, dan Sadewa tengah asyik bermain dadu. Mereka memainkan
permainan yang sekarang digandrungi bahkan membuat ketagihan banyak orang, main
dadu yang sekarang berarti judi. Pandawa main merupakan sebuah karya wayang
beber yang berisi sindiran atas perilaku manusia.
Selain pandawa main dadu, masih ada wayang beber yang
menceritakan tentang kisah ramayana yang berjudul akhiri cerita ; rebutan
balung, dan memanas. Sederet wayang beber tersebut disuguhkan oleh mahasiswa
seni karya isi solo yang bergabung dalam Krissi dalam pameran seni karya
bertajuk sumringahyang diawali sabtu (15/11) malm.
Tidak seperti biasanya, komunitas krisso tampil di
kampus, namun mereka mencoba srawung ke masyarakat dengan menggelar karya di
megaland lantai dasar, solo, sebuah ruang publik yang masih awam dengan seni
karya.
Wayang beber mmang memiliki dimensi yang berbeda
dibandingkan dengan wayang lainnya. Tidak menggunakan dimensi bayangan seperti
wayang kulit atau dimensi bentuk manusia seperti wayang orang, wayang beber
yang berdimensi gambar inipun seperti
bersuara tentang sepak terjang yang
dilakukan saat ini.
Wayang beber merupakan salah satu media untuk bercerita
karena setiap lembaran –lembarannya memiliki alur cerita. Selain itu wayang
beber lebih mudah dipahami karena ada penggambaran tokohnya,”kata Sigit Pamungkas,anggota
krisso yang juga ketua panitia pameran seni karya tersebut.
Kritik tajam
Tidak hanya beber komunitas krisso pun menyuguhkan
karya-karya mix media dan patung yang juga mencurahkan kritiokan tajam terhadap pergolkan yang
tengah terjadi di Kota Solo.
Meskipun tajuk pameran seni karya tersebut sumringah namun syarat dengan dsindiran dan kritikan tajam serta
bentuk keprihatinan. Aries BM menorehkan keprihatinannya atas mallisasi dan
berdirinya bangunan-bangunan megah
menggeser bangunan cagar budaya lewat karya keramik bertajuk city iron shoes.
Keprihatinannya tersebut diwakilkan lewat sepatu yang overload dan hampir jebol
karena didalamnya berisi bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.
“Itu sperti pembangunan yang
dipaksakan. Saya menggunakan simbol sepatu karena sepatu berarti sebuah
gerakan’ gerakan merealisasi dan sejenisnya,” kata aries saat dijumpai di
sela-sela pameran .
Selain itu juaga karya patung metal bertajuk tradisi yang
terpacul, yang juga sarat dengan sendirian.
Komunitas krisso seperti memboyong seluruh karya mereka
ke ruang publik yang baru. Belasan keris
berbagai bentuk pun ikut di pamerkan,” tutur rektor ISI Solo, Prof. Dr Waridi,
yang didaulat membuka pameran tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar