MY IDOL IN INDONESIA (BOAZ SALLOSA)


Angga Prasetyo | 20.02 |


Profil

Boaz biasanya beroperasi pada bagian kiri-tengah lapangan. Kakaknya, Ortizan, adalah Pemain Sepak Bola yang juga bermain bersamanya di Persipura. Paman Boaz, JP Solossa adalah mantan Gubernur Papua.
Boaz pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004.
Ia terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol.
Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan, yang juga pemain sepakbola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini.
Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepakbola untuk selamanya. Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepakbolanya. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-0 untuk Tim Nasional Indonesia.

[sunting]Kontroversi

Boaz memiliki temperamen yang meledak-ledak.
Pada 25 Oktober 2005, ia dijatuhi hukuman skorsing selama satu tahun tidak boleh bermain sepakbola di ajang nasional maupun internasional oleh PSSI karena terbukti menendang wasit dalam pertandingan Piala Indonesia antara Persipura melawan Persebaya pada 12 September 2005.
Boaz pernah berulah dengan menolak panggilan PSSI untuk membela Tim Nasional Indonesia U-23. Hal itu membuat otoritas sepakbola nasional berang dan mengancam menjatuhkan sanksi berat. Salah satunya tidak mengizinkan Boaz dan beberapa pemain lain yang menolak tampil bersama Tim Nasional Indonesia, untuk tampil di pentas resmi PSSI. Tapi akhirnya hukuman itu tidak dijatuhkan, setelah Boaz bersedia kembali tampil, pada tanggal 28 maret 2007 pada pertandingan Tim Nasional Indonesia U-23 melawan Tim Nasional U-23 Libanon, namun mengalami kekalahan dengan skor 2-1 untuk keunggulan Tim Nasional U-23 Libanon.
Meski berstatus pemain sepakbola profesional, Boaz terkadang masih sering sulit meninggalkan kebiasaan buruknya mengonsumsi alkohol. Ia bahkan pernah nyaris dipulangkan dari pemusatan latihan Tim Nasional Indonesia di Australia oleh pelatih Peter Withe, karena kedapatan mabuk. Seiring dengan itu, penampilannya pun mulai meredup yang membuat Peter Withe mencoretnya.
Sikap profesional memang sepertinya masih sulit untuk ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu bisa dilihat dengan kecelakaan yang ia alami saat mengejar seekor ayam di sekitar tempat tinggalnya di Jayapura tanpa mengenakan alas kaki. Akibatnya, ia menginjak pecahan beling dan harus mendapatkan beberapa jahitan di kakinya, yang membuat ia terpaksa absen membela klubnya Persipura dalam beberapa pekan.

[sunting]Karier Klub

[sunting]PS Putra Yohan

Boaz membela PS Putra Yohan, sebuah Klub amatir yang berada di papua dengan status pemain binaan, pada tahun 1999 sampai 2000.

[sunting]Perseru Jayapura

Boaz membela Perseru, sebuah klub amatir yang berada di papua dengan status pemain binaan, pada tahun 2000 sampai 2001.

[sunting]Tim PON Papua

Boaz dipanggil dalam Tim PON Papua untuk diperlombakan dalam ajang Pekan Olahraga Nasional ke - 16 Indonesia. Saat itu ia berumur 15 tahun.
Dari Tim PON Papua inilah bakatnya tercium oleh Peter Withe, pelatih Tim Nasional Indonesia kala itu, dan membawanya menuju Piala Tiger 2004 saat ia berumur 17 tahun.

[sunting]Persipura Jayapura

Sejak Tahun 2005, Boaz membela Persipura.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar